DESA PANGIA

Sejarah Desa

      Tertulis atau terdengar cerita Daerah perdesaan yang subur, ditumbuhi pohon dan semak yang masih lebat, hiduplah sekelompok masyarakat rukun dan damai meskipun penduduk dalam kehidupan primitive, disebuah Dusun yang bernama “PANGIA” orang menyebutnya 5 Km kearah Barat dari Desa Bakida nama Desa Pangia diambil dari nama pohon kayu yaitu kayu Pangi. Yang disebelah selatan terpampang Teluk Tomini yang mempunyai potensi yang sangat besar dengan ikan Tunanya serta ikan batu dan terumbuh karang yang masih utuh dan terjaga kelestariannya dan merupakan potensi buat Desa Pangia. Disebelah utara Desa Pangia tumbuh pohon-pohon yang beraneka ragam corak dan jenis yang sangat lebat menambahi  keindahan dan kesegaran udara di pagi hari di tambah dengan tanaman cengkih, pohon kelapa dan pohon coklat para petani yang sangat menujang perekonomian masyarakat Desa Pangia lama kelamaan menjadi ramai dengan adanya pendatang yang datang dari Gorontalo ingin menetap dan tinggal diDesa Pangia. Tatkala Desa Pangia sudah terkenal dikalangan penduduk atau Desa sekitar bahkan terdengar sampai keluar kota kabupaten. Tersohor akan tanah pertanian yang sangat subur untuk areal pertanian dan perkebunan terutama tanaman cengkih sehingga Desa Pangia terkenal dengan Desa penghasil Cengkih terbesar dikecamatan Helumo bahkan di kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Sehingga masa panen cengkih tiba banyak pendatang dari luar Desa bahkan dari luar daerah yang datang untuk mencari kerja yakni memetik buah Cengkih.
Desa Pangia merupakan pemekaran dari Desa Bakida. Pada tahun 1987 pada masa pemerintahan Almarhum Bapak Moh.Is Alentadu dusun Pangia dengan kepala dusunnya Bapak Ahaya Lakoro sudah mengusulkan untuk mekar dari Desa Bakida,namun proses pemekaran Desa Pangia berlangsung cukup panjang. Nanti pada tahun 1992 yaitu pada masa pemerintahan Bapak Ardin Mauludu maka terwujunnya apa yang di inginkan oleh masyarakat yaitu terbitlah surat keputusan Bupati Bolaang Mongondow tentang Desa persiapan Pangia dan pejabat Sangadi waktu itu adalah Bapak Ahaya Lakoro, sehingga telah tercatat dalam sejarah desa Bahwa Bapak Ahaya Lakoro dan Sangadi pertama di Desa Pangia sekaligus sebagai pejuang pemekaran Desa Pangia. Karena beliau telah berjuang bersama-sama rakyat memekarkan Desa Pangia. Pada waktu itu jumlah penduduk Desa Pangia 347 jiwa dan 87 kepala keluarga. Kemudian pada tahun 1994 Desa Pangia telah menjadi Desa Defenitif dengan pesatnya perkembangan maka sampai tahun 2007 penduduk Desa Pangia telah mencapai 1.248 jiwa dan 287 KK. Dan pada waktu itu juga Desa Pangia telah memekarkan satu dusun yaitu dusun I Soputa menjadi satu Desa. Kemudian pada 2009 Desa Pangia kembali memekarkan dusun IV dan dusun V menjadi satu Desa yang sekarang dikenal dengan nama Desa Motolohu.

Popular posts from this blog

NAMA KECAMATAN DAN DESA DI BOLSEL

DESA DUMAGIN B

KERUSAKAN POLYTRON SLIM 21 GAMBAR MELEBAR